Curation Nation
Ini semua berawal dari buku yang saya beli beberapa tahun lalu di bazaar buku offline
Big Bad Wolf . Judulnya Curation Nation, karangan Steven Rosenbaum.
Di buku ini, dijelaskan bagaimana media bertransformasi, bergerak dinamis; dari hegemoni media cetak, lalu muncul media elektronik yang menjadi candu dan akhirnya sekarang sampailah kita di masa di mana dunia digital mulai mengegeroti kehidupan keseharian kita.
Dengan segala kecepatan dan kebaruannya, media digital memberikan informasi yang melimpah ruah, yang kadang malah jadi seperti noise.
Seperti komunikan di masa media cetak dan elektronik, di era digital pun mereka membutuhkan saringan informasi yang bergizi bukan noise yang serampangan.
Oleh karena itu Steven Rosenbaum sangat menekankan pentingnya kurasi di dunia digital oleh manusia. Penulis percaya bahwa manusia sebagai kurator memiliki "sentuhan" yang komputer tidak bisa lakukan.
"Curation is about selection, organization, presentation, and evolution. While computers can aggregate content, information, or any shape, or size of data, aggregation without curation is just a big pile of stuff that seems related but lacks a qualitative organization."
Youtube
Dari sini saya makin tergerak, dan semangat untuk memulai melahirkan channel youtube baru yang isinya mengkurasi hal-hal yang saya suka. (Yes, sangat personal) . Sekalian menajamkan skill-skill lainnya dalam membuat channel ini. Ya mau nggak mau jadi mengulik banyak hal, mulai dari belajar scripting, belajar Voice Over, belajar ngedit, belajar bikin thumbnail, memilih judul, belajar bikin tiktok, belajar bikin instagram reels, belajar bikin youtube stories. Yes, one thing leads to another.
Semuanya saya bikin sendiri. From scratch until it published on Youtube. Seru.
Dan jujur bikin channel ini tanpa obsesi. Hahaha. Mungkin orang lain bakal bilang, ini sih tanpa planning yang jelas. Hahaha. I don't care. Mulai aja dulu. Nggak terlalu banyak mikir.
Saya nggak terlalu mikirin niche, editing style, moodnya.....
Tujuannya, cuma mau bikin kurasi konten yang saya suka, dijadiin konten video, dan disebarluaskan. Nantinya sih pasti bakal belajar lagi soal analytic. Dan harus.
Algorithma, artificial intelligence dan recommendation engine.
Sharing ide dan referensi personal jadi ide awal channel youtube Kurasi . Berusaha kasih alternatif referensi di luar apa yang direkomendasiin artificial intelligent, algorithma dan recommendation engine di sebuah platform.
Beberapa contoh:
Netflix : "Other movies you may enjoy"
Spotify : "Discover weekly"
Tokopedia: "Toko pilihan" dan "Berdasarkan pencarianmu"
Disney + Hotstar: "Top picks for you"
Dan apakah ada yang salah dengan mengikuti rekomendasi yang diberikan internal dari setiap platform digital? Nggak ada, malah sampai sekarang pun saya selalu menunggu list discover weekly nya Spotify di setiap hari senin pagi.
Jadi bedanya, rekomendasi yang saya kasih ya lebih personal aja dan ya yang sesuai sama taste saya. Dan ini youtube, dunia digital. Nggak ada yang membatasi dan menyalahkan konten apapun yang ada. Hits atau Kitch ? Ya, kembali silakan netizen yang menilai. Hehehe.....
Content Curator not Content Creator.
Jadi bisa dibilang, saya mencoba menjadi Content Curator bukan Content Creator. Bener nggak?
Content Curator: Someone whose job it is not to create more content, but to make sense of all the content that others creating.
Tapi impiannya sih, channel Kurasi bisa konsisten, dan bisa ngasih konten dengan konteks yang bergizi. Mencari yang asyik, dan bisa membawa konten itu lebih "ke depan".
Mengutip dari apa yang ada di Vox.com. "We live in a world of too much information and too little context. Too much noise and too little insight."
Mimpinya tinggi, jadi harus lebih berusaha. hahaha.
Bedanya mimpi sama obsesi apa ya? Hehehe.
Well, apakah nanti banyak view nya atau banyak yang subscribe? Biarlah bergerak sendiri seiiring waktu. Bukan sesuatu yang mudah jaman sekarang, biar "suara" kita terdengar.
"Speech is easy; being heard is hard and getting harder, because computers can't distinguish between data and ideas. Or between human intellect and aggregated text and links."
So, siapapun yang nyasar ke web saya dan membaca blog ini, boleh lah sambil mampir-mampir ke channel kurasi.
Comments